Notifikasi
General

BPBD DIY Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem Hingga Awal 2026

Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh BPBD DIY hingga Rabu (15/10/2025) malam, cuaca ekstrem yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB telah menimbulkan dampak yang signifikan.

Berikut adalah ringkasan datanya:

  • Kabupaten Sleman: Sebanyak 21 lokasi di empat Kapanewon (Mlati, Sleman, Pakem, Gamping) terdampak. Dampak meliputi 27 pohon tumbang, 1 unit kost/joglo roboh, 3 tempat usaha, 6 titik akses jalan terganggu, serta 3 jaringan listrik dan 1 jaringan komunikasi terdampak. Sebanyak 8 orang dilaporkan mengalami luka-luka dan dirujuk ke Rumah Sakit Akademik UGM.
  • Kabupaten Gunungkidul: Terdapat 50 titik kejadian di tiga Kapanewon (Nglipar, Semin, Ngawen). Dampaknya termasuk 10 pohon tumbang, 39 rumah rusak ringan, 3 tempat usaha, dan 3 jaringan listrik terganggu.
  • Kota Yogyakarta: Empat titik kejadian di tiga Kemantren (Umbulharjo, Tegalrejo, Danurejan) mengalami 3 pohon tumbang, 1 kanopi roboh, serta gangguan pada akses jalan dan jaringan listrik.
  • Kabupaten Bantul: Dua titik kejadian di Kapanewon Kasihan dan Sedayu dilaporkan menyebabkan 2 pohon tumbang. Tidak ada korban jiwa dari kejadian ini.

Langkah Penanganan Darurat dan Peringatan Dini

BPBD DIY bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) kabupaten/kota, PSC 119, instansi terkait, relawan, dan warga setempat segera melakukan sejumlah langkah tanggap darurat. Langkah-langkah tersebut mencakup assessment dampak, pemotongan dan pembersihan pohon tumbang, pengkondisian lokasi, serta koordinasi lintas sektor untuk mempercepat pemulihan.

Kejadian ini telah diantisipasi oleh peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan oleh BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta sejak pukul 13.15 WIB, yang kemudian diperbarui pada pukul 14.40 WIB dan 16.30 WIB.

Puncak Musim Hujan Diprediksi Masih Akan Datang

Kejadian cuaca ekstrem ini terjadi dalam konteks prakiraan musim hujan 2025/2026 di DIY. BMKG menyatakan bahwa awal musim hujan di wilayah ini diprakirakan lebih cepat dari rata-rata klimatologis, dengan puncak intensitas hujan diprediksi terjadi pada Januari hingga Februari 2026.

Bahkan, untuk periode Oktober hingga November 2025, curah hujan sudah diprakirakan berada pada kategori Atas Normal (AN) atau lebih tinggi dari rata-rata, dengan potensi hujan melebihi 500 mm di beberapa wilayah. Kondisi ini meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

Wilayah Paling Rawan di Kabupaten Sleman

Sebagai bagian dari langkah antisipasi, BPBD Sleman telah memetakan wilayah-wilayah rawan bencana. Pemetaan ini mencakup

  • Potensi banjir lahar hujan di 54 kalurahan yang dilalui aliran sungai berhulu di Gunung Merapi.
  • Potensi tanah longsor di 14 kalurahan, terutama di wilayah perbukitan seperti Prambanan bagian atas, Turi, Pakem, dan Cangkringan.
  • 44 kalurahan dengan tingkat risiko tinggi terhadap cuaca ekstrem, terutama di daerah padat penduduk.

Imbauan Penting BPBD DIY untuk Masyarakat

Melihat potensi cuaca ekstrem yang masih berpeluang terjadi, BPBD DIY mengimbau masyarakat untuk.

  • Selalu memperbarui informasi cuaca dari sumber resmi BMKG.
  • Hindari berteduh di bawah pohon besar atau dekat tiang listrik saat hujan angin.
  • Membersihkan saluran air di sekitar rumah untuk mencegah genangan.
  • Memangkas dahan dan ranting pohon yang sudah rapuh.
  • Menjauhi benda yang mudah roboh dan tidak berkendara melalui air banjir.

Dengan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dampak, penyebab, dan langkah antisipasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem di sisa musim penghujan ini.

Kembali ke atas