Janji Bakal Selesai 2024, Underpass di Jogja Malah Jadi Kolam Musiman
Underpass Gejayan katanya bakal selesai 2024. Tapi kenyataannya, lebih cepat tergenang ketimbang rampung. Fungsinya bukan lagi pengurai macet, tapi jalur arung jeram gratis kalau hujan turun deras.
Warga mulai menyebutnya kolam renang musiman. Genangan bisa sepinggang, katanya. Dinas Perhubungan DIY belum kasih penjelasan gamblang. Tapi dari pengalaman Kentungan, drainase pasti jadi kambing hitam pertama.
Underpass Kentungan juga dulu molor. Katanya selesai 2019, kenyataannya baru bisa dilewati 2020. Itupun masih sempat jadi kolam. Anggaran naik dari 101 miliar jadi 110. Kalau Gejayan ikutan, ya namanya konsistensi anggaran membengkak.
Kalau benar kabar pembengkakan Underpass Gejayan sampai 300 persen, Pemkot Yogyakarta patut dapat penghargaan. Bukan rekor MURI, tapi rekor hati warga yang hancur pelan-pelan tiap lihat air menggenang.
Warga sekitar ngeluh. Lalu lintas kacau, pedagang terganggu, pelanggan kabur. Tapi di spanduk proyek tetap tertulis penuh semangat, demi kelancaran transportasi. Lucu, karena justru bikin jalan makin buntu.
Pemda DIY kabarnya bakal pasang pompa tambahan. Kayak yang dulu dijanjikan di Kentungan. Tapi kalau pompa cuma nyala waktu inspeksi, ya sama aja kayak pakai sedotan nyedot danau.
Solusinya bukan cuma alat, tapi juga transparansi. Audit, buka dokumen, ajak warga lihat. Jangan sampai proyek publik jadi proyek misteri. Jangan sampai underpass malah bikin kita tenggelam dalam pertanyaan.