BLUD ITF Pasar Niten Bikin Pengelolaan Sampah Lebih Mandiri dan Berkelanjutan
ITF Pasar Niten di Bantul lagi ngegas bangun hanggar tambahan, progres 98 persen. Hanggar ini bikin sampah organik pasar nggak lagi bikin becek atau bau, warga lega, petugas senang, dan proses pengolahan jadi lebih rapi, efisien, dan higienis setiap harinya.
Ringkasan Artikel:
- Hanggar tambahan ITF Pasar Niten rampung 98 persen, bikin sampah lebih tertata dan lingkungan nyaman.
- Rp3 miliar APBD Bantul bantu bangun fasilitas tertutup, lindungi warga dari lindi dan bau menyengat.
- Kapasitas operasional 700 kg per hari, tantangan ikan bandeng diolah sambil tetap jual sampah bernilai.
- Status BLUD bikin pengelolaan mandiri, pekerja lokal terserap, ekonomi warga terdongkrak.
- Partisipasi warga penting, pemilahan rumah tangga dan pengolahan organik bantu keberlanjutan fasilitas.
Hanggar Baru ITF Pasar Niten Bikin Sampah Lebih Tertata
Dekat pasar, fasilitas ini memudahkan pengolahan sampah dari aktivitas jual beli sehari-hari. Lindi dari hujan nggak lagi bikin becek, bau pun berkurang, warga bisa santai, sementara proses pengolahan tetap jalan mulus.Tambahan Rp3 miliar dari APBD Bantul bikin hanggar ini bisa menampung dan mengolah sampah lebih maksimal. Dengan ruang tertutup, petugas bisa bekerja efisien tanpa gangguan cuaca dan lingkungan tetap bersih.
Hanggar baru juga bikin proses pengolahan lebih higienis. Sampah pasar bisa dipilah dan diolah tanpa bikin area sekitar bau, sekaligus memberi kenyamanan publik dan efisiensi operasional ITF.
Progres Pembangunan Tembus 98 Persen Tinggal Finishing
DLH Bantul melaporkan hanggar tambahan sudah hampir rampung, tinggal tahap detail akhir. Kepala Bidang Pengolahan Sampah Rudy Suharta bilang lantai sedang diratakan dengan paving block, tahap terakhir sebelum resmi dipakai.Sempat ada tantangan di April 2025 ketika warga menolak karena khawatir bau. Setelah dialog dan sosialisasi, pembangunan lanjut, target September 2025 seluruh hanggar siap.
Progres 98 persen bikin optimistis, semua pihak menunggu arahan Bupati untuk penggunaan hanggar baru. Petugas siap memaksimalkan fasilitas untuk pengolahan sampah lebih rapi dan bersih.
Kapasitas Operasional ITF Masih Terbatas Tapi Efisien
ITF Pasar Niten mengolah sekitar 700 kg sampah sehari, setengah organik dan setengah non-organik. Kepala DLH Bantul Bambang Puwadi Nugroho bilang ini baru optimalisasi internal pasar, belum kapasitas penuh 5–8 ton per hari.Sampah keranjang ikan bandeng jadi tantangan tersendiri karena susah diolah. Biasanya dibakar di insinerator TPST Modalan, sementara sampah non-organik yang bernilai dijual untuk tambahan operasional.
Status BLUD memberi fleksibilitas keuangan. Pendapatan daur ulang jadi tambahan untuk biaya operasional, pekerja lokal terserap, dan ekonomi warga sekitar sedikit terdongkrak.
Model Pengelolaan BLUD dan Manfaat Ekonomi untuk Warga
BLUD bikin ITF bisa jual hasil pilahan sampah tanpa melanggar aturan, masuk ke penerimaan lain-lain. Rudy Suharta bilang ini bikin pengelolaan sampah lebih mandiri dan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan APBD.Selain finansial, dampak ekonomi nyata terasa. Tenaga kerja lokal tetap terserap, lingkungan pasar lebih sehat, higienis, dan nyaman, yang bisa tarik lebih banyak pengunjung serta bantu perputaran ekonomi lokal.
Strategi ini nunjukin sampah bukan cuma dibuang tapi bisa jadi sumber daya. Pendekatan ekonomi dan sosial bikin manfaatnya berlapis, warga senang, lingkungan bersih, dan fasilitas berjalan efisien.
Dinamika Sosial dan Dampak Lingkungan Hanggar Lebih Baik
April 2025 sempat ada penolakan warga Padukuhan Jaranan dan Sawit karena takut bau menyebar. Dukuh Fendika Nurjayanto Yudatama bilang warga resah karena info ITF bakal nampung sampah seluruh Bantul.DLH hentikan sementara pembangunan, lakukan dialog, evakuasi sampah organik, dan bentuk lima poin kesepakatan termasuk pekerja lokal tetap bekerja dan pengolahan sampah khusus Pasar Niten.
Hanggar tambahan bikin proses tertutup, kurangi lindi dan bau, lebih efisien. Ke depan, warga diajak memilah sampah di rumah dan mengolah organik di pekarangan untuk kurangi beban fasilitas dan bangun kesadaran kolektif.